Jumat, 13 Januari 2012

PENGARUH AL-QUR'AN TERHADAP MANUSIA


 “ Dan Apabila dibacakan Al-Qur’an , maka dengarkanlah baik-baik dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat” (QS. Al-A’raaf : 204).
Penelitian hebat para ilmuwan islam ternama yang saat ini sering diperbincangkan adalah karya Harun Yahya. Salah satu penelitian yang sangat fenomena yaitu mengetahui dampak Al-Qur’an terhadap manusia, yang mengacu berdasarkan hadits di atas. Dampak yang ingin dilihat dalam penelitian apakah bacaan Al-Qur’an berpengaruh pada faktor biolgis, kejiwaan, atau kedua-duanya, biologis dan kejiwaan manusia.
Peralatan dan kriteria uji yang digunakan dalam penelitian ini berupa seperangkat alat elektronik dan komputer serta beberapa kelompok manusia dengan kriteria :
1.     Muslim yang bisa berbahasa arab
2.    Muslim yang tidak bisa berbahasa arab
3.    Non islam yang tidak bisa berbahasa arab
Penelitian ini ingin mengetahui dan sekaligus melakukan pengukuran jika memungkinkan, apakah terdapat gejala-gejala perubahan fisiologis saat mendengar bacaab Al-Qur’an atau tidak.
Pengujian ini dilakukan dengan mendengar beberapa bacaan ayat Al-Qur’an dalam bahasa arab dan kemudian dibacakan terjemahannya dalam bahasa inggris. Hasilnya 97 % menunjukkan adanya perubahan setelah mendengar bacaan Al-Qur’an. Dampak yang terjadi adalah adanya perubahan fisiologis yang ditunjukkan dengan menurunnya kadar tekanan pada syaraf secara sprontanitas. Selanjutnya hasil penelitian di presentasikan pada sebuah muktamar tahunan ke-17 di Univ. Kedokteran Islam di Amerika bagian utara yang diadakan di kota Sant Louis Wilayah Mizore, Agustus 1984.
Tidak sampai hanya pada mendengar bacaan Al-Qur’an, tetapi lebih jauh lagi dengan dengan menggunakan metode berbeda yaitu mendengarkan kata “akbar” dengan bahasa arab dan menggunakan bahasa Al-Qur’an dengan tujuan untuk membuktikan asumsi bahwa “kata-kata dalam Al-Qur’an memiliki pengaruh fisiologis sendiri hanya bila didengar oleh orang yang memahami Al-Qur’an. Hasilnya 65 % pengaruh percobaan bacaan Al-Qur’an menunjukkan bahwa energi listrik yang ada pada otot lebih banyak turun yang ditunjukkan pada monitor, 33 % berpengaruh pada bacaan selain Al-Qur’an.
Pembahasan hasil penelitian dan kesimpulan penelitian sudah terlihat jelas bahwasanya Al-Qur’an memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap syaraf. Oleh karena itu ketegangan saraf akan berpengaruh pada organ-organ tubuh lainnya, yang dimungkinkan terjadi karena produksi zat kortisol atau zat lainnya ketika merespon gerakan antar saraf otak dan otot. Sehingga dampak dari ketegangan saraf ini akan menyebabkan seluruh badannya akan segar kembali, dimana tubuh akan kembali stamina untuk menghalau berbagai penyakit atau mengobatinya. Dan hal ini sesuai dengan keadaan penyakit tumor otak dan kanker otak.
Hasil penelitian terhadap pengaruh kalimat-kalimat Al-Qur’an ini menunjukkan bahwa begitu besarnya peran kalimat-kalimat Al-Qur’an terhadap tubuh manusia, apalagi bila disertai dengan mengetahui maknanya. 

Kamis, 12 Januari 2012

Lidah


Beberapa perilaku manusia yang banyak memiliki kelebihan sekaligus kekurangan yang sangat berpengaruh adalah Lidah. Lidah merupakan salah satu organ tubuh manusia yang sangat berpengaruh besar bagi manusia bahkan dalam dunia Islam, lidah bisa menjadi penilaian baik buruknya seseorang dalam mencari kebahagiaan dunia dan akhirat dan merupakan suatu hal pokok yang perlu diperhatikan dengan baik dan hati-hati.
Dengan kelancaran lidah dalam berkata, seseorang dapat di puji setinggi-tingginya tetapi dapat juga menjatuhkan harga diri seseorang jauh melebihi hewan. Kelancaran lidah ini dalam berkata seharusnya dapat kita jaga dengan sebaik-baiknya, karena kita tidak mengetahui keseluruhan akibat dari apa yang kita ucapkan bahkan yang lebih jauh lagi kita menganggapnya hanya sebagai hiburan semata tanpa melihat apa dan siapa yang kita bicarakan.
Akibat dari lidah dapat kita lihat berdasarkan kisah-kisah selebriti baik di Indonesia maupun luar negeri yang hancur karena hanya informasi yang belum begitu jelas buktinya.
Petunjuk bagi umat islam mengenai akibat dari lidah sudah jauh disinggung oleh Nabi kita Muhammad SAW dalam suatu riwayat yang artinya : Dari Abdullah bin Umar r.a. dia berkata, “Saad bin Ubadah mengalami sakit keras, Rasulullah SAW Menjenguknya bersama Abdurrahman bin Auf, Saad bin Abu Waqqash, dan Abdullah bin Mas’ud. Ketika beliau tiba, beliau mendapatinya dalam keadaan tidak sadarkan diri. Rasulullah SAW bertanya,’Apakah dia telah meninggal dunia?’ orang-orang yang hadir disana menjawab,’ Belum, ya Rasulullah.’ Rasulullah SAW menangis dan ketika para sahabat melihatnya mereka ikut menangis. Lalu, Rasulullah saw. Bersabda, Tidaklah kalian mendengar bahwa sesungguhnya Allah tidak menyiksa karena air mata atau karena kesedihan hati, tetapi Dia menyiksa atau mengasihi sebab ini (sambil menunjukkan ke lidah beliau).” (HR Muslim, 1532)
Semoga Allah mengampuni kita semua dalam hal-hal yang kita tidak ketahui besar dosanya. Amin

QS. Al-Furqan

Alqur'an merupakan mukjizat sempurna bagi kita umat islam dalam menjalankan kehidupan di dunia dan kehidupan di akhirat kelak. Ayat-ayatnya memberikan petunjuk yang sangat bermanfaat bagi kita umat islam yang mau mencari kebahagiaan dunia dan akhirat. QS. Al-Furqan ayat 61-71 ini bisa kita jadikan bahan renungan dan pelajaran bagi kita. yang artinya : 
Maha suci Allah yang menjadikan di langit gugusan bintang-bintang dan Dia juga menjadikan padanya matahari dan bulan yang bersinar. (61)
Dan Diapula yang menjadikan malam dan siang silih berganti bagi orang yang ingin mengambil pelajaran atau yang ingin bersyukur. (62)
Adapun hamba-hamba Tuhan yang Maha Pengasih itu adalah orang-orang yang berjalan di Bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang bodoh menyapa mereka (dengan kata-kata yang menghina), mereka mengucapkan, “salam”. (63)
Dan orang-orang yang menghabiskan waktu malam untuk beribadah kepada Tuhan mereka dengan bersujud dan berdiri. (64)
Dan orang-orang yang berkata, “Ya Tuhan kami, jauhkanlah azab jahanam dari kami karena sesungguhnya azabnya itu membuat kebinasaan yang kekal,” (65)
Sungguh, jahanam itu seburuk-buruk tempat menetap dan tempat kediaman. (66)
Dan (termasuk hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih) orang-orang yang apabila menginfakkan (harta), mereka tidak berlebihan dan tidak pula kikir, di antara keduanya secara wajar, (67)
Dan orang-orang yang tidak menyekutukan Allah dengan sembahan lain dan tidak membunuh orang yang diharamkan Allah kecuali dengan alasan yang benar dan tidak berzina; dan barang siapa melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat hukuman yang berat. (68)
Yakni akan dilipatgandakan azab untuknya pada hari Kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu dalam keadaan terhina. (69)
Kecuali orang-orang yang bertobat dan beriman dan mengerjakan kebajikan; maka kejahatan mereka diganti Allah dengan kebaikan. Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. (70)
Dan barang siapa bertobat dan mengerjakan kebajikan, maka sesungguhnya dia bertobat kepada Allah dengan tobat yang sebenar-benarnya. (71)
Semoga Allah memberikan petunjuk kepada kita semua untuk menuju jalan-Nya yang lurus. Amin

Perjalanan Yang Tak Terlupakan

Bismillah
Bulan februari 2010 adalah perjalanan pertama kami bertiga (saya, zi dan yuni) untuk berangkat ke Kalimantan. Kami bertiga merupakan rombongan pertama yang berangkat melaksanakan praktek kerja lapangan di suatu perusahaan yang berfokus pada bidang kehutanan yang berlokasi di kampung Mamahak Teboq Kecamatan Long Hubung, Samarinda, Kalimantan Timur. Jika tidak salah ingat kami bertiga berangkat dari bogor pada pukul 02.00 WIB menuju bandara karena pesawat yang akan kami naiki itu berangkat pukul 04.00 WIB rute Jakarta-Balikpapan pada hari sabtu tanggal 13 Februari 2010. Dengan bermodalkan nomor pa Muryono (pendamping dr perusahaan) inilah kami bs mengetahui apa yang harus kami lakukan sesampainya di Kalimantan, mengingat ini adalah pertama kalinya kami datang ke Kalimantan. Sesampainya di Kalimantan kami langsung menyewa taksi yang telah terdaftar di bandara dengan membayar Rp 250.000 tujuan Samarinda atas informasi dari pa Muryono. Sesampainya di kantor perusahaan kami pun dipersilahkan masuk dan setelah masuk ke kantor kulihat di pojok kanan atas terpampang sebuah televisi yang merupakan salah satu media informasi yang bisa di dapat dari luar daerah selain koran yang telah ada di depan meja tamu d sebelah kiri pintu masuk. Setelah masuk ke dalam kantor kami pun bertemu dengan para pegawai dan berbincang-bincang seputar apa yang kita lakukan disana berdasarkan pengalaman dari kakak kelas kami tahun lalu. Setelah berbincang-bincang kami pun di ajak untuk istirahat ke vila perusahaan karena mereka melihat kami pun memang sudah lelah sekali dalam perjalanan, mengingat besoknya kami harus berangkat menggunakan kapal menyusuri sungai Mahakam ke lokasi perusahaan tempat tujuan kami yang kurang lebih sehari semalam baru bisa sampai di lokasi.
Malam pun berlalu, tepat pukul 07.00 pagi setelah sarapan, kami pun sudah bersiap-siap untuk segera berangkat, mengingat kapal menuju perusahaan berangkat pada pukul 07.30 pagi hari. Perjalanan menuju kapal ditempuh dengan waktu kurang lebih 15-20 menit dengan menggunakan mobil kantor. Setelah sampai dermaga kapal kami bergegas mengangkat barang bawaan kami ke dalam kapal. Akhirnya barang bawaan kami pun selesai di bawa ke kapa dan di dalam kapal kami di beri sedikit tunjangan (uang) untuk bisa berbelanja di kapal jika sewaktu-waktu memang dibutuhkan karena mengingat lamanya perjalanan kami. Tak begitu lama akhirnya perjalanan pun di mulai kurang lebih pukul 07.30 kapal berangkat dengam membawa penumpang-penumpang yang lain juga.
Kapal pun  berangkat dengan lepasnya tali pengikat atas perintah sang kapten. Perjalanan yang begitu lama kami tempuh dengan sabar dan di buat sesenang mungkin. Karena saya merasa sepertinya sangat indah jika duduk di luar,  saya pun beranjak dari tempat tidur menuju pintu depan kapal untuk menikmati pemandangan luar.
Selama perjalanan saya melihat begitu banyaknya kampung di sepanjang sungai Mahakam ini. Setelah beberapa jam berlalu, saya mulai merasa bahwa jarak antar kampung pun mulai berjauhan bahkan butuh waktu kurang lebih 20 menit untuk bisa menemukan kampung lagi.
Selama menikmati perjalanan dengan melihat pemandangan di luar kapal, tak terasa matahari mulai mengurangi sinarnya yang menandakan sebentar lagi akan gelap sehingga sang kapten pun mulai memberikan perintah untuk segera menyalakan lampu kapal, terlebih lampu sorot yang digunakan untuk melihat jalur kapal agar perjalanan tetap sesuai dalam jalur. Selama perjalanan pada malam hari terlihat beberapa nelayan sedang aktif dengan perahu kecil mereka dalam  mencari ikan maupun hewan laut lainnya yang bermodalkan lampu kecil yang menerangi mereka karena bulan pun belum menunjukkan sinarnya yang indah dan butuh beberapa menit akhirnya cahaya bulan pun terlihat menerangi gelapnya malam. Cahaya yang begitu membuat hati merasa lebih damai dan tenang ditemani riuk-riuk air yang berbunyi di bawah kapal serta suara-suara serangga yang merdu terdengar disamping sungai Mahakam yang membuat saya begitu menikmati perjalanan ini.   
Malam pun berlalu dan matahari pun mulai melihatkan sinarnya yang menandakan waktunya beraktivitas lagi bagi yang bekerja, tetapi kami bertiga sudah bangun terlebih dahulu sebelum matahari menunjukkan sinarnya karena kami harus sholat shubuh (kewajiban). Selama perjalanan ternyata perut ini belum pernah mendapatkan asupan yang seimbang. Akhirnya saya pun mulai menggunakan uang yang telah diberikan pa Muryono untuk membeli makanan di kapal karena perut ini sudah bernyanyi dan tidak bisa berdiskusi lagi. Setelah bangun dari tempat tidur saya mulai turun ke ruang makan untuk membeli makanan.
Bunyi mesin kapal dan riuk-riuk air yang berbunyi krik…krik…krik… ((^_^) mungkin begitu bunyinya) di bawah kapal yang membuat suasana terasa nyaman menemani saya makan. Setelah makan saya pun harus membayar makanan yang telah saya makan, tak terasa harganya pun membuat saya cukup terkejut yaitu sebesar Rp 15.000. (buseeet dalam hati saya) Saya cukup terkejut karena terbiasa sewaktu di kampus saya hanya membayar Rp 4.000-5.000 untuk satu kali makan tetapi di kapal ini saya harus membayar tiga (3) kali lipatnya dan saya hanya bisa tersenyum sambil membayar makanan.
Kurang lebih pukul 4 sore akhirnya kami sampai di dermaga perusahaan tempat praktek kami. Terlihat seseorang mulai menyampiri kami dan menyuruh kami untuk naik ke dalam mobil bermerk Strada yang dikendarainya. Kami pun dibawa ke tempat dimana kami harus istirahat yaitu mess tamu. Setelah sampai di mess kami pun mulai istirahat dan beberapa menit saya menunggu tak terdengar satu pun suara adzan yang ada yang menandakan apakah sudah masuk waktu sholat atau belum. Karena merasa sudah lama saya menunggu akhirnya saya pun sholat sendiri di kamar yang saya tempati, padahal musholla ada di depan mess kami yang berjarak kurang lebih 40 meter sedangkan di sampingnya terdapat beberapa rumah yang berdekatan. Akhirnya saya melihat-lihat di sekitar rumah tersebut dari depan mess, ternyata penghuni rumah itu adalah suku dayak asli dan non muslim, walaupun begitu ternyata di sampaing rumah tersebut terdapat rumah orang muslim juga, hmm begitulah adanya (dalam hati saya).
Tak lama kemudian terdengar suara “makan” dari depan mess tamu, dan ternyata suara itu datangnya dari ruang makan yang terdapat di depan mess kami. Mess yang sederhana memiliki ruang makan yang cukup besar serta terdapat ruang/teras depan untuk tempat berbincang setelah makan. Di luar sebelah kiri  ruang makan (dapur) tersebut terdapat lapangan bulutangkis (wow senangnya dalam hati saya, karena hobi saya memang bermain bulutangkis) dan sebelah kanannya terdapat pohon jambu biji yang mulai berbuah bahkan sudah ada yang matang. Setelah makan mulailah kami berbincang-bincang dengan pegawai perusahaan terutama dengan sang pemasak. Setelah beberapa jam kami pun kembali ke mess untuk istirahat.
Tak terasa malam pun mulai berlalu dan matahari pun mulai menyinari camp perusahaan ini. Panggilan makan pun terdengar karena pukul 08.00 kami harus ke kantor untuk membicarakan mengenai kedatangan kami untuk praktek di perusahaan ini.
Setelah makan kami pun langsung berangkat ke kantor dan Alhamdulillah para pegawai perusahaan sangat ramah dan begitu cepat kami bersahabat dengan mereka sehingga sifat canggung atau tegang tak pernah muncul di hati kami, selanjutnya kami menghadap bagian wakil/deputi manager camp karena pa manager sedang tidak berada di tempat.
Seiring berjalannya waktu kami pun mulai bersosialisasi dengan para pegawai di mulai dari bagian perencaan hutan karena merupakan bagian/ divisi yang pertama kali kami praktek. Sehingga perbincangan pun berlanjut dengan tawa dan candaan karena ternyata kepala bagian perencanaan adalah alumni kami dari IPB Bogor. Walaupun beliau lulusan diploma 3 tetapi beliau adalah alumni kami dan sepatutnya kami menghormati beliau terlebih beliau sudah lama bekerja di bidang kehutanan dan umur beliau pun selisih kurang lebih 15-20 tahun dari kami.
Sudah sebulan berlalu kami pun belum merasakan aktivitas di bagian perencanaan ini, karena saat itu bagian perencanaan sedang tidak ada kegiatan atau dengan kata lain baru selesai kegiatannya pada akhir bulan kemarin. Tak lama kemudian saya mendengar bunyi suara motor dari luar kantor, terlihatlah seseorang yang masuk ke kantor yaitu bernama Baha dan beliau masih berumur kurang lebih 24-25 tahun saat itu dan sedang masih dalam masa cuti kerja. Tak lama saya mendengar bahwa pak Baha adalah orang Bugis maka saya pun langsung menemuinya dan berkenalan, karena beliau berasal dari suku yang sama dengan saya yaitu suku Bugis. Maka kami pun sangat cepat akrab bahkan saya ditawarin untuk main ke rumahnya karena beliau tinggal di kampung yang namanya Mamahak teboq. Kampung ini adalah kampung terdekat dengan perusahaan dibanding 10-11 kampung yang cukup jauh dari perusahaan tetapi masih dalam areal perusahaan. Kampung inilah yang ternyata membuat saya memiliki pengalaman perjalanan yang tak terlupakan selama praktek di Kalimantan.
Setelah di tawarin untuk ke rumahnya dan saya pun menyetujuinya, akhirnya kami berdua langsung menaiki motor dan langsung menuju rumah pak Baha. Sesampainya di rumah, saya dikenalkan dengan istrinya dan anaknya yang bernama Dini yang masih berumur sekitar 3-4 tahun (belum sekolah). Setelah saya dikenalkan, anaknya langsung begitu akrab dengan saya dan saya pun senang bermain dengannya. Selain dikenalkan dengan keluarganya, saya pun diberitahu bahwa RT 9 ini (kalo tidak salah ingat) banyak orang bugis dan saya pun dikenalkan dengan keluarga-keluarga bugis yang lain yang ada di situ.
Setelah dikenalkan dengan keluarga-keluarga bugis yang lain, saya pun mulai melihat jam dan ternyata sudah masuk waktu sholat dzuhur sedangkan masjid yang ada disamping rumah pa Baha belum juga terdengar adzan dan akhirnya saya putuskan meminta izin untuk adzan di masjid ini. Saya pun di perbolehkan adzan dan Alhamdulillah yang datang hanya anak pak Baha (dini) dengan saya. Setalah sholat dzuhur saya pun di panggil untuk makan siang setelah itu tidur di rumahnya. Waktu pun berlalu, saya kemudian ke masjid untuk adzan ashar dan alhamdulillah lagi-lagi hanya saya dan dini yang sholat. Setelah sholat ashar saya pun meminta izin untuk kembali ke camp perusahaan karena mengingat sudah mulai berkurang sinar matahari dan sebentar lagi akan gelap.
Matahari pun mulai hilang sinarnya dan bulan mulai menampakkan dirinya membuat saya harus cepat-cepat bergegas untuk sholat maghrib. Tetapi hari itu saya memutuskan untuk sholat di kampung pak Baha. Setelah melengkah beberapa meter (kurang lebih 300-400 meter) akhirnya saya sampai di masjid kampung dan langsung tangan saya pun berjalan menyalakan mike untuk adzan maghrib. Tak disangka setelah saya adzan, Alhamdulillah mulai berdatangan beberapa anak-anak yang ikut sholat dengan saya dengan suara-suara yang riang dan yang pasti tidak pelan suara mereka. Saya pun mengkondisikan mereka agar siap-siap untuk sholat dan akhirnya saya pun menjadi imam mereka untuk sholat maghrib.
Sholat maghrib pun selesai, saya langsung berbalik ke belakang dan terlihat senyuman dan tawaan indah anak-anak ini membuat saya merasa suasana yang senang dan bahagia dan bukan hanya itu Dini pun langsung mendekati saya dan duduk di atas paha saya. Melihat wajah anak-anak ini saya pun tersenyum dan mereka pun tertawa bahagia. Akhirnya kami pun mulai berkenalan satu demi satu mulai dari nama lengkap, nama panggilan, sekolah dimana dan kelas berapa, tinggal dimana dll. Untuk tingkatan sekolah ternyata ada yang sudah SMP, ada yang akan baru masuk SMP dan sisanya sudah SD mulai kelas 1 sampai  kelas 6 serta ada juga yang belum bersekolah. Perkenalan pun selesai, mereka meminta untuk bercerita sesuatu apa saja dan saya pun mulai menceritakan sebuah cerita mengenai akibat dari tidak sholat sampai jika kita sholat dan mereka pun menyimak dengan baik bahkan sambil berkata kepada teman-teman yang lain, “tuh dengar kalo nda sholat nanti kayak begitu dan begini” sedangkan yang lain pun membalas “kalian juga dengarkan wow…”. Setelah saling bercikcok diantara mereka saya pun tersenyum dan mengatakan “sudah, sudah jangan berdebat lebih baik perbaiki diri bersama-sama”. Akhirnya mereka pun mulai diam kemudian bercanda dan tertawa kembali hingga waktu sholat isya pun mulai tiba dan  saya pun mulai menawarkan anak lelaki untuk adzan. Mereka mulai saling mendahulukan satu dengan yang lain, “Kamu aja nanti besok saya dan yang lain berkata ya sudah kamu aja kalo begitu”. Tiba-tiba anak-anak perempuan pun mulai berbicara “kalo kalian tidak mau biar saya saja”, saya pun tersenyum. Akhirnya saya juga yang adzan tetapi untuk iqamah mereka yang lakukan. Setelah sholat isya, kami pun pulang ke rumah masing-masing sambil berjalan bersama-sama, sedangkan saya langsung berjalan ke camp sendiri tanpa lampu apa pun hanya bermodalkan cahaya bulan. Tetapi sebelum pulang saya ditawarkan makan malam dulu oleh keluarga pa Baha, karena begitulah orang bugis.
Hari berikutnya dengan waktu yang sama yaitu waktu sholat maghrib saya pun langsung menuju kampung untuk adzan. Setelah adzan ternyata jamaah mulai bertambah yakni anak-anak juga. Ternyata mereka memanggil teman-temannya untuk sholat karena ada orang baru, kata mereka. Setelah sholat kami pun mulai berkenalan lagi dengan anak-anak yang baru datang bahkan perkenalan yang pertama pun saya belum juga menghafal nama mereka satu per satu.
Dalam hati ini terasa senang dan bahagia karena semangat anak-anak ini untuk mau ingin beribadah bahkan lebih jauh lagi ingin diajarkan membaca Al-Qur’an karena sudah lama sekali mereka tak pernah membaca Al-Qur’an.
Telihat dari barisan bagian belakang dua orang anak perempuan yang akrab sedang melaksanakan sholat karena mereka terlambat. Tetapi yang saya lihat hanya salah satu yang sholat dari mereka, saya pun mulai bertanya-tanya kenapa (dalam hati)? Setelah temannya selesai sholat dia mulai memberi temannya itu mukenah, ternyata mereka berdua bergantian mukenah untuk melaksanakan sholat. Saya mulai memanggil mereka untuk bergabung dan saya pun langsung menanyakan kenapa bergantian mukenah dan sudah dipastikan bahwa jawaban mereka yaitu “salah satu dari kami tidak mempunyai mukenah” sambil tersenyum lebar (^_^). Saya pun merasa malu dan sekaligus bangga dengan tegarnya mereka dalam menjawab.
Setelah kami berbincang-bincang dengan tenang dan kadang tidak pernah tenang karena selalu ada anak-anak yang sangat aktif untuk mengganggu, siapa lagi kalo bukan anak-anak lelaki yang mengganggu dan sangat berisik, tetapi justru hal seperti ini membuat saya semakin senang dengan mereka karena begitulah anak-anak. Perbincangan kami berlanjut setelah anak-anak lelaki dimarahin oleh anak-anak perempuan walaupun itu percuma. Sehingga beberapa saat mereka mulai menawarkan untuk belajar membaca Al-Qur’an.
Setelah beberapa hari bertemu mereka mulai menayakan nama saya kepada Dini dan Dini pun menjawab dengan mudah namanya om Usman, karena sangat mudah untuk diucapkannya. Akhirnya saya pun mendapat nama baru yaitu Usman. Semenjak hari itu saya dipanggil om Usman dan pun terima tetapi saya katakan “jangan panggil om, panggil saja kakak” dan mereka pun senang.
Hari demi hari kami lewatkan untuk bercerita, berkumpul, bercanda, bermain, belajar ngaji dll di masjid yang sederhana ini. Masjid yang aliran listriknya pun disambungkan dari paman pa Baha yang mempunyai mesin jetset dan listriknya pun hanya digunakan pada malam hari sampai pukul 12 malam.
Setelah beberapa hari kami sering berkumpul dan mengaji di masjid, mereka mulai mengajak saya untuk mandi di sungai sore hari jika saya tidak ada kerjaan di kantor dan berenang  bersama mereka melawan derasnya arus sungai Mahakam dan saya pun senang karena sudah lama saya tidak pernah berenang semenjak di Bogor. Setelah berenang dan bersih-bersih kami pun bersiap-siap untuk melanjutkan aktivitas di masjid.
Setelah semuanya berkumpul di masjid untuk melaksanakan sholat maghrib, saya kembali mengajak anak-anak lelaki untuk adzan, akhirnya mereka mulai berani untuk adzan tetapi saya harus memandu mereka dari samping, karena jika salah mereka sudah tidak mau lagi adzan. Setalah adzan, iqamah pun dilanjutkan dengan anak lelaki yang lain karena harus ada giliran bagi yang belum berani adzan.
Hari demi hari berlalu, saya pun disarankan oleh pa Baha untuk mengajarkan mereka cara berwudhu dan seharusnya ini yang diajarkan lebih awal. Sehingga apa yang kita lakukan benar-benar melekat pada diri mereka. Saran yang sangat bagus, kata saya. Akhirnya kami pun mulai berwudhu bersama-sama walaupun ada sebagian yang sudah tau tetapi masih harus dipandu.
Pada siang hari ada beberapa anak-anak yang berjualan gorengan dan datang ke mess tempat saya tinggal untuk berbincang-bincang. Karena mengingat beberapa hari lagi saya harus kembali ke Bogor karena waktu praktek kerja lapang saya di perusahaan ini mulai habis.
Menjelang beberapa hari saya pulang, saya meminjam foto teman saya yaitu yuni untuk foto bersama mereka sebagai kenang-kenangan. Tepatnya hari minggu bulan April (lupa tanggal berapa) kami pun mulai berfoto-foto yang sampai sekarang saya simpan. Malam harinya mereka mulai memanggil saya untuk berjalan-jalan dengan mereka karena mereka tau kalau besok saya akan pulang. Pada malam hari itu mereka berdua yaitu sang akrab mulai memegang tangan saya dan memasangkan cincin besi putih ke tangan saya. Mereka mulai tersenyum-tersenyum dan tertawa bahagia dan mungkin sedih, sambil berkata “kak ini dari kami tapi jangan beritahu yang lain ya? Saya pun tersenyum”. Tak lama kemudian ada anak yang memberikan saya kalung dengan mata kalung love sebelah yang bermagnet karena kalung dengan mata kalung love sebelahnya lagi ada di si anak itu.
Malam mulai hilang dan matahari mulai terbit menyinari rerumputan yang begitu indah dan berkilau dengan bergabungnya embun pagi yang disinari cahaya matahari. Menjelang keberangkatan kami berpamitan dengan para pegawai-pegawai di kantor sampai bu koki yang selalu memasak makanan buat kami. Setelah berpamitan, kami semua menunggu kapal di dermaga.. Mulai beberapa anak memberikan makanan buat saya di kapal, ada juga yang memberikan gelang kayu, yang lain memberikan kalung kesayangannya, ada juga boneka teletubies, baju dan ada juga yang memberi baju bulutangkis yaitu pa Baha dan pemberian dari anak-anak yang lain juga.
Sebelum berangkat kami sempat tawa-canda untuk menghilangkan rasa sedih. Senyuman dan tawaan yang terlihat di wajah bagaikan obat penenang jiwa mereka. Tak lama kemudian muncul ujung kapal dari seberang pulau kecil di tengah sungai. Kapal yang membuat senyuman dan tawaan yang gembira mulai berubah menjadi rintihan tangisan anak-anak ini. Tangisan yang membuat bulu di badanku berdiri, mata yang kuat menahan tangis mulai berair mendengar tangisan mereka, Kata-kata yang membuat suasana di dermaga semakin sedih “kak jangan pulang, kak kapan lagi ke sini, kak jangan tinggalkan kami, Kakak jahat. Kakak… kakak… kakak nanti kesini lagi ya, kakak jangan lupakan kami ya,, kami semua merindukan kakak, L. Karena tak tahan mulai beberapa orang anak lari untuk pulang ke rumah sambil menahan tangisannya karena tidak tahan melihat saya pergi meninggalkan mereka, karena selama ini tidak ada orang yang bermain bersama mereka di masjid, padahal mereka sangat ingin belajar dan aktif sholat dan mengaji.
Beberapa hari setelah saya sampai di Bogor, saya mendapatkan telepon dari seorang guru sekolah yakni guru sekolah mereka. Guru itu berkata “pak anak-anaknya ingin berbicara dengan bapak karena mereka rindu dengan kak Usman, kata mereka” mulailah saya mengucapkan salam tetapi yang terdengar hanyalah tangisan mereka, mereka tak sanggup mendengar suara saya karena mengingat kebersamaan sewaktu di masjid.. Mereka saling memberikan telepon untuk berbicara tetapi lagi-lagi yang terdengar hanyalah tangisan mereka. Akhirnya bu guru pun berbicara “pak anak-anaknya menangis terus” tak lama saya menunggu mereka berbicara, akhirnya teleponnya pun dimatikan.
Beberapa hari kemudian mereka menelpon saya dan sudah mulai kuat untuk menerima bahwa saya sudah pulang ke Bogor. Bahkan sampai saat ini mereka masih merindukan saya dan masih menelpon saya dengan tertawa, candaan dan senyum gembira yang bisa saya tebak jika mereka berbicara.
Hingga akhir perjalananku praktek di Kalimantan ini membuat saya mulai sadar bahwa pengalaman terbesarku adalah bersama anak-anak ini dan bahwa semangat untuk merubah anak-anak untuk mengikuti dan mau belajar yaitu dengan menyentuh hati mereka, karena disitulah tempat untuk merubah orang menjadi baik atau jahat.
Satu tempat jika ia baik maka baiklah seluruh badannya dan sekitarnya tetapi jika ia buruk maka buruklah semuanya yaitu hati (Al Hadits)…  wallahua’alam bishawab

Jumat, 25 November 2011


Al-Ayat
Beberapa kebenaran yang membuat kita bisa semakin yakin dengan Al-Qur’an yakni menjelaskan pergerakan lebah dalam membuat rumahnya serta manfaatnya bagi manusia dan alam semesta yang bertasbih memuji-Nya tetapi kita (manusia) tidak mengetahuinya. 
Dan Tuhanmu mengilhamkan kepada lebah, “Buatlah sarang di gunung-gunung, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia (68), kemudian makanlah dari segala (macam) buah-buahan lalu tempulah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). “Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sungguh pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berpikir (69). (QS An-Nahl (16) : 68-69).
Hal lain terjadi pada penjelasan mengenai semesta alam yakni : Langit yang tujuh, Bumi, dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tidak ada sesuatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu tidak mengerti tasbih mereka. Sungguh, Dia Maha Penyantun, Maha Pengampun. (QS. Al-Isra (17) :44)
Ayat diatas memberikan kita pemahaman bahwa semua yang ada di dunia bertasbih kepada Allah dan jika manusia tidak bisa bertasbih maka mereka lebih sesat bahkan lebih sesat lagi dari hewan karena hewan pun memiliki tasbih sendiri-sendiri untuk memuji-Nya tetapi kita tidak mengetahuinya.
Tidaklah Engkau tahu bahwa kepada Allah-lah bertasbih apa yang di langit  dab di bumi dan juga burung yang mengembangkan sayapnya. Masing-masing sungguh telah mengetahui cara berdoa dan bertasbih. Allah Maha Mnegetahui apa yang mereka kerjakan (41). Dan milik Allah-lah kerajaan langit dan bumi, dan hanya kepada Allah-lah kembali seluruh makhluk (42). Tidaklah Engkau melihat bahwa Allah menjadikan awan bergerak perlahan, kemudian mengumpulkannya, menjadikannya bertumpuk-tumpuk, lalu Engkau lihat hujan keluar dari celah-celahnya, dan Dia juga menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, dari gunung-gunung, maka ditimpakan-Nya itu kepada siapa yang Dia kehendaki dan dihindarkan-Nya dari siapa yang Dia kehendaki. Kilauan kilatnya hampir-hampir menghilangkan penglihatan (43). Allah mempergantikan malam dan siang. Sungguh pada yang demikian itu pasti terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai penglihatan (44). Dan Allah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian ada yang berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki, sedang sebagian yang lain berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang Dia kehendaki. Sungguh, Allah Maha kuasa atas segala sesuatu (45). Sungguh, Kami telah menurunkan ayat-ayat yang memberi penjelasan, dan Allah memberi petunjuk siapa yang Dia kehendaki ke jalan yang lurus (46). (QS. An-Nur (24) : 41-46)
Pertanyaan besar adalah mengapa Nabi kita Muhammad SAW sangat dihormati dan dikagumi oleh para ahli sejarah mengenai pengaruhnya terhadap dunia dengan pribadi yang luar biasa bahkan sangat jarang menemukan pribadi seperti beliau atau hampir tidak ada lagi di zaman sekarang. Hal ini bisa kita lihat dari perilaku (akhlak) beliau yang sama dengan Al-Qur’an, yakin bahwa petunjuk untuk mendapatkan suatu kebahagiaan dunia dan akhirat semuanya terdapat dalam kitab Al-Qur’an, jika kita yakin dan melaksanakannya.

Kamis, 24 November 2011

Mencuri


Dari Aisyah r.a. dia berkata,”Orang-orang Quraisy digelisahkan dengan urusan seorang wanita Makhrum yang mencuri. Mereka berkata, “Siapakah yang berani membicarakan masalah ini kepada Rasulullah saw.? Mereka menjawab, “siapa lagi yang berani selain Usamah, maka berbicaralah Usamah kepada Rasulullah saw. Kemudian Rasulullah bersabda, “Apakah kamu hendak meminta keringanan dalam hudud Allah?” kemudian beliau berpidato, “Wahai manusia! Ketahuilah yang membinasakan umat-umat sebelum kamu ialah manakala orang terhormat di antara mereka mencuri, mereka membiarkannya. Namun bila orang lemah di antara mereka, mereka akan melaksanakan hudud atas dirinya. Demi Allah, sekiranya Fatimah putri Muhammad mencuri, niscaya akan aku potong tangannya.” (HR Muslim 3196).
Hadits diatas memberikan pandangan sekaligus renungan terhadap negeri kita tercinta yaitu Indonesia yang sangat banyak memiliki cobaan tetapi kita belum tahu entah cobaan atau azab dari Allah. Apa yang sebenarnya membuat kita seperti ini? Hadits diatas menunjukkan bahwa umat-umat terdahulu dibinasakan karena membiarkan orang-orang terhormat mencuri tanpa ada hukuman yang setimpal, namun bila orang lemah maka mereka akan keras dan sangat tegas.
Mungkin hal inilah yang membuat negeri kita hancur karena pejabat-pejabat kita yang mencuri atau terkenal dengan nama koruptur, tak kunjung selesai hukumannya bahkan selalu dibuat seakan-akan mereka tidak bersalah entah bagaimana caranya.
Setiap Hadits dan Ayat Al-Qur’an adalah untuk kebaikan umat manusia, karena semua datangnya dari Allah dan akan kembali kepada-Nya dan hanya Dia yang tahu kebaikan seperti apa untuk semua makhluk. Wallahu’alam bish shawab…